Menunggu
Seandainya aku bias
Aku ingin kita kembali bersama
Menjalin sebuah cinta
Merajut kisah kasih asmara
Ohh…kasihku…
Sampai kapan aku harus menunggu
Menanti datangnya dirimu
Tuk kembali ke dalam pelukanku
Resah
(romantisme)
Ku pandangi langit kelam
Sepi…sunyi…senyap..
Diiringi hembusan angina malam
Bersama rembulan yang kian lenyap
Kini hatiku resah
Gundah…galau dan gelisah..
Ingin ku berlari tuk dapatkan
Dekapan malam dalam kedamaian
Biarlah
(realisme)
Aku sudah berlari
Mengejar yang tak pasti
Mengejarmu..hanya dirimu
Tapi engkau terus pergi
Tapi engkau terus berlari
Jadi biarkanlah aku disini
Biarlah..ku rela..
Melepasmu
Meninggalkan aku
Berikanlah aku
Kekuatan
Untuk lupakanmu
Tuhan
(mistisme)
Telah banyak dosa yang ku buat
Semua kesalah-kesalahan yang tersirat
Sudah saatnya aku bertaubat
Sebagai bekal nanti di akhirat
Oh…Tuhanku…
Hamba memohon ampun kepadamu
Dari segala dosa-dosa
Yang membawa hamba ke pintu neraka
BENTUK-BENTUK PUISI
1.Pantun
Jalan-jalan ke tepi pantai
Tak sengaja bertemu ular
Kalau kita Ingin pandai
Maka rajinlah belajar
2.Syair
Negeri bernama negeri Bestari
Raja adil serta berbudi
Mempunyai kuasa berkat illahi
Raja di sembah petang dan pagi
3.Karmina
Burung irian burung cendrawasih
Cukup sekian dan terima kasih
4.Talibun
Kalau pandai berkain panjang
Serupa dengan kain sarung
Lebih dari kain pelikat
Kalau pandai berinduk semang
Serupa dengan ibu kandung
Siang dan malam dijadikan tongkat
5.Gurindam
Kalau kita mau pacaran
Harus siap menjadi korban
6.Distikon
Dimata air didasar kolam
Kucari jawab teka-teki alam
7.Terzina
Ditengah-tengah tanaman muda
Petani berdiri dengan senangnya
Memandang ladang penuh dengan kekayaan
8.Kuatraint
Ketika matahari sudahlah hilang
Terbenam dipinggir ditepi danau
Dibalik gunung alam mulia
Gelaplah bumi gulita menyelang
9.Kuin
Matamu nanti kaca saja
Mulutmu nanti habis bicara
Darahmu nanti mengalir berhenti
Tepi kami segenap mengganti
Terus berdaya ke masyarakat jaya
10.Sekstet
Jika baying telah pudar
Dan elang laut pulang ke sarang
Angin bertiup ke benua
Tiang-tiang akan kering sendiri
Dan nakhoda sudah tau npedoman
Boleh engkau dating padaku
11.Septima
Ajal! Ajal!!
Betapa pulas tidurnya
Direlung pengap dalam
Siapa akan diserunya
Siapa leluhurnya
Lelaki yang luka
Melekat di punggung kuda
12.Stanza
Aku mencari
Di kebun India
Aku pesiar
Di kebun Yunani
Aku berjalan
Di tanah Roman
Aku mengembara
Di dunia barat
13.Soneta
Ayah
Lemas kau terkulai lemas
Keringat lemah mengucur deras
Panas terik tak kau hiraukan
Untuk mencari sesuap nasi
Setiap hari kau berusaha
Walaupun tenggorokan dahaga
Pergi bekerja di pagi buta
Mencoba mengusung segenap asa
Ayah…maafkan diriku
Yang selalu menyusahkan dirimu
Dan selalu merepotkanmu
Tetapi asal kau pun tau
Sampai kapan pun
Aku akan selalu menyayangimu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar